Thursday, December 22, 2011

Bahaya Lisan



Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata :
“Tidak ada yang lebih berhak untuk dipenjarakan secara berkepanjangan selain dari lisanku.”
(Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin, 155)

Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata :
“Janganlah engkau berlebih-lebihan dalam berbicara, manusia itu hanya melakukan untuk memenuhi kebutuhannya saja.”
(Jami’u Al-Ulum wa Al-Hikam, 134)

Muhammad bin Ajalan Rahimahullah berkata :
“Sesungguhnya perkataan itu hanya ada empat tempat, yaitu : dzikir kepada Allah Ta’ala, membaca Al-Qur’an, engkau ditanya tentang ilmu lalu engkau jawab, dan berbicara dengan hal-hal yang bermanfaat dari urusan dunia.”
(Jami’u Al-Ulum wa Al-Hikam, hal. 134)

Samit bin Ajalan Rahimahullah berkata :
“Wahai anak Adam, sesungguhnya selama engkau diam engkau akan selamat, maka apabila engkau berbicara berhati-hatilah, karena perkataan itu akan menjadi penolong bagimu atau bumerang bagimu.”
(Jami’ Al-Ulum wa Al-Hikam, 135)

Abdullah bin Mu’taz Rahimahullah berkata :
“Jika amal seseroang itu sempurna, maka ia tidak akan banyak bicara.”
(Madariju As-Salikin, II/52)

Ali bin Hasan Rahimahullah berkata :
“Jangan engkau mengghibah, karena ghibah itu makanan/lauk anjing (manusia).”
(Ibnu Qudmah, Minhaj Al-Qashidin, 159)

Abu Bakar bin Ayasy Rahimahullah berkata :
“Saya melihat manfaat diam itu adalah keselamatan dan menjaganya merupakan suatu ampunan dan melihat bahaya perkataan adalah ingin menjadi terkenal dan cukuplah ia menjadi musibah baginya.”
(Siyar A’lam An-Nubala, VIII/501)

Al-Hakim Rahimahullah berkata :
“Cukuplah seseroang disebut cacat, apabila ia menyembunyikan hal-hal yang membahayakannya.”

0 komentar:

Post a Comment

silahkan di komment. koment dengan baik dan bijaksana, jgn lakukan spam, terima kasih sudah mengunjungi blog saya,, sukses !!!